3.31.2015

Sistem Politik Suku Doromena, Kb. Jayapura


Foto bersama salah satu Perwakilan Kepala suku

KEPALA SUKU DOROMENA
Suku Dormena mempunyai sistem politik dalam mengatur kehidupan masing-masing. Mereka mengenal sistem yang mengatur hubungan atau relasi antar warga dalam berbagai aktivitas hidupnya sehari-sehari berdasarkan kebudayaan mereka. Sistem pemerintahan tradisional  ini merupakan pewarisan kedudukan dan birokrasi tradisional wilayah atau teritorial kekuasaan seorang pemimpin hanya terbatas pada satu kampung dan kesatuan sosialnya terdiri dari golongan atau sub golongan etnik saja dan pusat orientasi adalah religi.
Yang dapat menjabat sebagai kepala suku ialah mereka yang mempunyai hubungan darah langsung dengan kepala suku sebelumnya. Sistem yang diterapkan terkait pemilihan kepala suku, bisa dikatakan sama dengan sistem yang dipakai oleh kerajaan Inggris yang mana pergantian jabatannya dilakukan secara turun temurun. Anak laki-laki tertua dari kepala suku sebelumnya yang berhak menjabat sebagai kepala suku berikutnya. Pergantian kepala suku dapat dilaksanakan setelah kepala suku sebelumnya meninggal dunia atau sudah tidak mampu menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai kepala suku dan hal ini diserahkan langsung dari kepala suku tersebut. Setelah pemilihan kepala suku baru, diadakan pesta rakyat dengan cara makan besar bersama masyarakat kampung dirumah Ondoafi.
Calon Ondoafi akan dilantik dan diberi nasehat-nasehat tentang tugas pokok dan fungsi seorang kepala suku. Kemudian calon Ondoafi terpilih akan mengenakan noken adat yang digantung pada lehernya. Setelah resmi dilantik menjadi kepala suku dia akan dipakaikan burung kuning dikepalanya. Kemudian setelah terpilih kepala suku beserta keluarganya akan tinggal dirumah Yarisyeatau kepala suku yang disebut “ oƞko mie”. Rumah yang memiliki ukuran yang paling besar tersebut dibangun oleh para pesuruhnya dengan nuansa ukiran-ukiran seperti ukiran burung kasuari, dan ikan. Atap rumahnya tersusun menjulang keatas.
Adapun urutan pemegang kekuasaan yaitu :
·         Tuhan,
·         Dewan adat,
·         Ondoafi,
·         dan Yarona (Pesuruh).

Kepribadian seorang Kepala Suku:
·         Harus adil, berjiwa pemimpin dan bijaksana
·         Memiliki rasa tanggung jawab
·         Harus bisa mengemban tugas dengan baik atau mampu memerintah
·         Mampu menyelesaikan masalah di lingkungan sekitar.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang Kepala suku:
·         Tidak boleh berkebun, menjaring ikan dan berdagang
·         Tidak boleh tertutup untuk rakyatnya
·         Tidak boleh beristri lebih dari 1
Jika kepala suku tersebut meninggal tiba-tiba maka anaknya akan menggantikan kedudukannya. Jika anak tersebut masih belum cukup umur maka jabatan akan dialihkan pada Pamannya hingga anak tersebut cukup umur (sekitar 30 tahun) dan mampu menjalankan tugas seorang kepala suku dan ini juga berlaku bagi pewaris perempuan.
Pesta besar-besaran untuk pelantikan kepala suku:
·         Dansa satu malam
·         Potong dua ekor babi
·         Makan besar bersama masyarakat kampung Doromena dan masyarakat kampung sekitarnya seperti (Wambena, Yepase, Supa, dkk)
Setelah pesta diadakan, keesokan harinya barulah di adakan pelantikan kepala suku.



UPACARA PERKAWINAN DI KAMPUNG DOROMENA


Foto bersama Mahasiswa/i KKL Uncen PBS-BE Angkatan 2010 dengan siswa/i SD-SMP satu atap Doromena



Kampung Doromena merupakan salah satu kampung yang terletak di distrik Depapre. Kampung yang terletak di ujung Timur Jayapura ini begitu kaya akan hasil alam dan pesona alamnya. Tak hanya itu, kampung ini pun kaya akan budayanya, mulai dari tari-tarian, lagu, bahasa, sistem pembayaran mas kawin dan upacara perkawinan, upacara pergantian kepala suku, hingga upacara kematian. Kali ini kami akan mengangkat beberapa budaya yang ada di Doromena yaitu sistem pembayaran mas kawin dan upacara perkawinan, upacara pergantian kepala suku, serta upacara kematian.
1.      Upacara Pembayaran Mas Kawin dan Perkawinan
Tim Pengambilan Data (KKL-PBS-BE-Uncen, 2013
            Terdapat 10 marga besar di kampung yang terletak di pesisir pantai ini. Mereka adalah Sosarai, Yanggrosray, Mentanway, Doyoway, Apasray, Jawaitouw, Abisay, Ovide, Indey, dan Yarosray. Dalam kesepuluh marga besar ini, saat ini sudah mulai berkembang marga-marga kecil di dalamnya. Ke 10 marga ini mempunyai sistem pembayaran mas kawin dan perkawinan yang sama. Terdapat tiga (3) macam perkawinan dalam suku ini. Ketiga macam perkawinan ini akan dijelaskan di bawah ini.
a.       Perkawinan jenis pertama
Perkawinan jenis pertama ini atas dasar rasa suka sama suka dan atas persetujuan semua pihak. Setelah anak laki-laki dari satu keluarga di suku ini memberitahukan orang tuanya, orang tua dari pihak laki-laki bersama pesuruh “yaro” pergi ke rumah pihak perempuan dan memberitahu orang tua pihak perempuan kalau anak laki-laki mereka tertarik dengan anak perempuan mereka. Kemudian orang tua pihak perempuan akan bertanya kepada si perempuan apakah dia mau atau tidak.
 Pada hari pertama keluarga dari pihak lelaki akan datang ke rumah perempuan dan memintanya secara terhormat dengan cara melakukan pembayaran uang susu dan pembayaran mas kawin berupa satu (1) buah tomako batu dan manik-manik. Dalam hal ini manik-manik yang digunakan adalah manik-manik yang berwarna biru, hijau, dan kuning. Dulu yang digunakan sebagai alat pembayaran mas kawin adalah berupa harta karena belum ada uang kertas seperti saat ini.
Setelah proses pembayaran uang susu selesai, keluarga dari pihak perempuan akan pergi ke kebun untuk menebang sagu hingga 5-10 karung (dulu tumang) serta memanen hasil kebun seperti pisang, keladi, dan lainnya yang kemudian akan dibawa kepada keluarga pihak laki-laki. Hal yang berbeda dari sistem perkawinan dalam suku ini adalah keluarga dari pihak perempuanlah yang harus menyiapkan makanan. Hasil panen itu dibawa oleh yaro dari pihak perempuan beserta sebuah perjanjian yang sudah ditulis di selembar kertas putih yang berisikan berapa besar pihak laki-laki harus membayar anak perempuan mereka.
Setelah itu keluarga dari pihak laki-laki akan memasak sebagian sagu dan hasil kebun yang dibawa oleh pihak perempuan. Kemudian mereka mengundang keluarga dari marga mereka untuk makan bersama sekaligus membicarakan tentang perkawinan yang akan diadakan oleh anak mereka dan juga mas kawin yang diminta dari pihak perempuan. Keluarga dari pihak laki-laki tersebutlah yang akan membantu untuk mengumpulkan mas kawin yang diminta oleh pihak perempuan misalnya 12 tomako batu dan beberapa manik-manik.
Kemudian, setelah keluarga pihak perempuan merasa cukup dengan mas kawin yang telah dibawa oleh pihak laki-laki, kedua keluarga akan bertemu bersama dan membicarakan tentang kapan waktu akan diselenggarakannya upacara perkawinan anak mereka. Setelah mendapatkan waktu yang telah disepakati, keluarga dari pihak perempuan akan menebang sagu dan membuat para-para besar di depan rumah mereka. Sagu sekitar 50 keranjang, babi 1 ekor, dan hasil kebun.
Saat sore tiba, keluarga pihak laki-laki akan berdansa di depan rumah ondoafi lengkap dengan pakaian adat mereka. Mereka juga membawa manik-manik nomor 1 bersama mereka. Kemudian keesokan paginya, mereka akan memberikan manik-manik nomor 1 itu kepada ondoafi. Hal ini berarti tak ada lagi yang akan membicarakan atau tidak setuju dengan perkawinan yang akan diselenggarakan. Setelah itu mereka melanjutkan pesta dansa. Beberapa hari kemudian 1 ekor babi yg sudah mati yang tadinya masih berada di rumah pihak perempuan dibawa ke rumah pihak laki-laki beserta si perempuan dan sagu sekitar 10 keranjang. Setelah sampai di depan rumah pihak laki-laki mereka lalu bernyanyi (o…timaniwa tiwai te…moto-moto…) sambil mengangkat babi. Setelah itu babi tersebut diarahkan masuk melalui pintu rumah dan kemudian ditikam menggunakan pisau atau tombak oleh pesuruh atau yaro mereka. Saat darah babi tumpah di rumah pihak laki-laki, itu tandanya si perempuan sudah mempunyai hak untuk berbicara di keluarga tersebut. Namun, perempuan tak boleh bicara tidak sopan terhadap ondoafi. Jika hal ini terjadi, maka istri ondoafi akan memberikannya sanksi. Sanksinya berupa babi atau kasuari.
Keesokan paginya, pesuruh naik ke atas para-para lalu mulai menyanyi (a… tinta waja…. Aa tinta waja o…) diiringi dengan tifa oleh beberapa orang di depan para-para. Kemudian si pesuruh mulai menggali sagu yang di tengah dan digenggam lalu dia berkata “man wali, metertong kelewenatena…”yang artinya jangan ada hal buruk yang terjadi, semuanya diserahkan kepada Tuhan. Lalu dia menghamburkan sagu itu keatas tempat yang digunakan dansa. Setelah itu semua bahan makanan bisa dimasak dan siapapun bisa makan.
Sagu dan hasil kebun yang disediakan keluarga pihak perempuan akan dibagikan kepada keluarga pihak laki-laki yang telah membantu dalam memenuhi mas kawin yang diminta pihak perempuan. Semakin banyak mas kawin yang diberikan dari keluarga tersebut, maka semakin banyak pula hasil kebun yang mereka dapatkan. Dan berakhirlah seluruh acara adat perkawinannya.

b.      Perkawinan jenis kedua
Perkawinan jenis ini sedikit berbeda dengan perkawinan jenis pertama. Jika pada perkawinan jenis sebelumnya didasarkan pada rasa suka sama suka dari kedua belah pihak, perkawinan jenis ini hanya didasarkan rasa suka dari satu pihak yaitu laki-laki. Seorang laki-laki menyukai seorang perempuan dari sukunya, akan tetapi si perempuan tidak menyukai lelaki tersebut. Kemudian lelaki tersebut memberitahukan perasaannya kepada orang tuanya dengan maksud agar orang tuanya mau membantunya mencari cara agar bisa menikahi perempuan tersebut. Orang tua dari pihak lelaki memberitahukan hal ini kepada orang tua pihak perempuan dan ternyata orang tua perempuan setuju jika lelaki itu menikahi anak mereka. Kemudian lelaki dan orang tuanya beserta orang tua dari pihak perempuan mengatur rencana untuk menjebak si perempuan dan menangkapnya yang dalam bahasa Doromena disebut ”yuka-yuka / asra”. Mereka bisa saja meminta seorang teman wanita si perempuan untuk menemani dia tidur. Saat fajar akan tiba, teman perempuannya akan mengajak dia keluar. Tanpa sepengetahuannya, si laki-laki sudah bersembunyi di kolong depan rumah, sehingga begitu mereka keluar laki-laki bisa menangkap si perempuan. Si perempuanpun di beri mantra-mantra untuk membujuknya agar mau dinikahi oleh lelaki tersebut. Perempuan akan dibiarkan sendiri dalam waktu beberapa hari hingga perempuan itu berubah pikiran dan mau menikah dengan pria tersebut. Proses pembayaran mas kawin dan perkawinannyapun sama dengan perkawinan jenis pertama.

c.       Perkawinan jenis ketiga
                Pada dasarnya, perkawinan jenis ini sama uniknya dengan perkawinan jenis kedua sebelumnya. Tetapi bedanya, perkawinan jenis ini terjadi dikarenakan cinta sepasang anak muda ini tidak direstui oleh keluarga dari kedua belah pihak. Meskipun tidak merestui tapi keluarga anak laki-laki datang melamar atau meminta anak perempuan kepada keluarganya, tetapi ternyata keluarga anak perempuan yang dimaksud menolak lamaran atau pinangan dari pihak laki-laki. Jika pihak laki-laki tetap berusaha ingin anak mereka mempersunting anak perempuan yang dimaksud, maka mereka harus mempersiapkan segala jenis mas kawin dengan jumlah yang fantastis. Misalkan saja untuk pernikahan biasa, standarnya paling tidak membutuhkan satu buah tomako batu dan manik-manik. Harga satu buah tomako batu di pasaran paling murah sekitar lima juta rupiah. Sedangkan dalam pernikahan jenis ini, jumlah tomako batu yang harus disiapkan biasa berjumlah 5, 6, 7, bahkan 12 buah. Bayangkan saja berapa banyak uang yang harus dikeluarkan hanya untuk mengambil hati calon mempelai perempuan yang dimaksudkan.
            Namun sayangnya dalam pernikahan jenis ini, segala usaha pihak lelaki ternyata tidak membuahkan hasil. Keluarga pihak perempuan tetap menolak lamaran tersebut. Akhirnya, tanpa pikir panjang karena sudah sama-sama terlanjur cinta, anak laki-laki nekat membawa pergi anak perempuan tanpa sepengetahuan pihak keluarga baik keluarga pihak laki-laki sendiri maupun keluarga pihak perempuan. Karena sangat marah dan panik, keluarga pihak perempuan menuduh keluarga pihak laki-laki telah membawa lari anak mereka. Maka terjadilah peperangan antar kedua belah pihak. Karena tidak tega melihat peperangan yang terus terjadi antara keluarga mereka, akhirnya anak laki-laki muncul dan mengakui kalau dia telah membawa lari anak perempuan yang sangat dia cintai. Mereka merasa mereka sudah tidak bisa lagi untuk dipisahkan dan memohon untuk segera dinikahkan.
Mendengar penjelasan tersebut, keluarga kedua belah pihak mulai menyadari kesalahannya. Tidak ada gunanya mereka terus berperang sementara kedua anak mereka sama-sama saling mencintai dan tidak bisa lagi untuk dipisahkan. Akhirnya kedua keluarga yang tadinya berperang mereka saling meminta maaf dan mengizinkan kedua anak itu untuk menikah. Tetapi dengan catatan meskipun saling mencintai, anak laki-laki tetap dianggap bersalah karena sudah membawa lari anak perempuan tanpa izin keluarganya. Untuk itu, keluarga anak laki-laki akan membuat kebun yang sangat besar kemudian kebun itu ditanami dengan umbi-umbian seperti betatas, keladi, dan singkong. Semua hasil panen akan diserahkan kepada keluarga pihak perempuan sebagai tanda permintaan maaf sekaligus tanda jadi diterimanya lamaran mereka yang disertai dengan acara makan bersama.
            Adapun pakaian adat yang digunakan saat adat perkawinan yaitu kme ataupun maro. Tidak ada perbedaan pakaian adat yang digunakan masyarakat biasa ataupun ondoafi.  Sedangkan burung-burung yang digunakan sebagai hiasan kepala disebut awe pie, seperti misalnya burung yakop, tawun-tawun (awe depari), mambruk dll. Mempelai perempuan harus menggunakan hiasan kepala kemudian ikut berdansa. Burung kuning atau cenderawasih (awe tiai=mahkota besar) yang digunakan sebagai hiasan kepala hanya boleh digunakan oleh ondoafi atau yarisye(ondoafi yang belum dilantik). Perkawinan tidak boleh dilakukan dengan marga yang sama.
            Perkawinan antara ondoafi dan masyarakat biasapun jelas berbeda. Pada saat ondoafi berencana untuk menikah, seluruh masyarakat akan bekerja sama untuk membuat kebun sampai memanennya. Setelah itu barulah pesta perkawinan baru bisa dilaksanakan. Ondoafi akan membuat pesta besar-besaran. Jika pada masayarakat biasa hanya ada 1 ekor babi, maka pada perta perkawinan seorang ondoafi ada sekitar 3-4 ekor babi. Undanganpun disebar hingga ke kampung-kampung tetangga seperti kampung Upase, Yepase, Wambena dan para tamu akan pulang dengan buah tangan.
            Perkawinan seorang masyarakat biasa harus sederhana. Perkawinannya tidak boleh melebihi perkawinan ondoafi. Jika hal ini terjadi maka orang tersebut akan diberikan mantra ataupun dibunuh. Ondofi akan menyuruh seseorang dari kampung lain untuk membunuhnya.

            Mas kawin untuk seorang anak perempuan ondoafipun jelas lebih mahal. Jika anak masyarakat biasa dibayar dengan 1 atau 2 buah tomako batu maka anak perempuan seorang ondoafi biasa dibayar dengan 20 buah tomako batu. Tomako batu ini bisa didapatkan di kaki gunung. Sayangnya sekarang ini sudah banyak tomako batu palsu yang beredar.                                                                                                                          

STEPS IN DOING RESEARCH

·   


·      Research is just like climbing steps toward the answers to the questions. 
·      Preparing for research
·      Preparing For Research
This is the step where you brainstorm ideas and possible sources of information; narrow your topic to make it manageable; and plan how you are going to do your research.
·      What is the information problem or question I am going to solve or answer?
Organizing your thinking
Brainstorming
·      Visual organizers help you to make your thinking visible.
They help you to:
generate ideas
organize information and ideas
make connections about your learning
apply higher order thinking skills, such as contrast, comparison and synthesis of information
understand and remember your learning
plan how you will investigate, organize and present information
·      Planning and Organizing Your Research
A visual tool provides a bridge between the assignment and the end product.
It helps with the understanding of what is required by providing a framework for the task. 
·      Brainstorming
In brainstorming you put your brain to work on the topic or question you have chosen to investigate. 
·      Rules in Brainstorming
Create an idea web or simply list ideas about your topic, as quickly as you can.  Don't evaluate or discuss them, just get them jotted down.
Then look at your ideas and begin to think about which ones might interest you most or help to answer your question best or cover the topic most clearly.
·      How do I decide what information to search for?
Questions to ask
Deciding what’s important
Decision Chart
Sub-topic mapping
·      Questions
 help you to get at the information you want
You need to build your questioning skills so that you will be able to ask questions that will get you useful information.  
·      Research questions may be answered with:
Detailed information
Interesting ideas
Pointers to other questions and information
·      Deciding what’s important
Once you have decided on your topic and developed your research questions, you need to look at your questions for keywords. 
Then, from your keywords, create the sub-topics that you will use to help you select the important information from the data that you find in your research.
·      Keywords
Keywords help you to decide what is important and what is not when you are searching for the data you will need for your research. 
They help you search through indexes, tables of contents, encyclopedias, pages of books and magazines, CD-ROMs, and the World Wide Web.
They also help you to decide what your sub-topics should be.
To choose keywords you need to check your brainstorming notes and your questions for the words or phrases that seem to be the key or important ideas.
·      Sub-Topics
Sub-topics help you to find and organize the information you will need to answer your research question. 
They are important pieces of the larger topic.
You decide on the sub-topics by looking at your brainstorming notes, your questions and your keywords to see which ideas are the ones that will best help you to answer your research question or solve your information problem.
·      Accessing resources
Preparing for research
·      Accessing resources
This is the step where you decide what sources of information will be best; find them; and locate the information in them that might be helpful in answering your information question.
·      Accessing/Investigating
What is my plan for doing this research?
Will I be able to find the information I need?
What sources of information should I use?
How do I find the best sources in our school and school district?
How do I find the best sources in our community?
How do I find the best sources in the world?
·      Processing information
Accessing resources
Preparing for research
·      Processing information
This is the step where you look closely at the information from your sources; decide what is important; and take notes.  Then you organize your information; make sense of it; and develop your own ideas about it.
·      Processing
How do I organize for research?
How do I decide what is the most important information in a source?
How do I find the important information in a book, magazine, pamphlet, CD-ROM, video, Web page...?
How do I get the important information from people?
How do I keep track of where I got what information?
How am I going to organize my ideas and information to solve my information question or problem?
·      Transfer of learning
Processing information
Accessing resources
Preparing for research
·      Transfer of Learning
This is the step where you take your ideas and the information that helped you come to them and plan, create and present to other people, your findings and solutions.
·      Transferring and Creating
What product am I going to create and how am I going to use it to tell about my findings and solutions?
What will I do to evaluate my work and set goals for improving my research for my next information question or problem?
·      Research Journal
Your research journal is an important part of your research process.
It will help you to think about what you are learning and what to say and do next. 
It will help you and your teacher to assess your progress and help you with suggestions when you get stuck.