-------
Kepada sang raja-raja kecil (Gubernur,
Bupati, Distrik, dan Kepala-Kepala kampung) di “Negri burung cenderawasih”. Terima
kasih telah memimpin negri ini dengan kebijaksanaan yang merupakan berkat dari Sang Khalik. Saya ini Cuma
seekor semut kecil, yang dapat ditiup angin. Namun dengarlah pesan ini yang
telah dirangkai dari apa yang telah
dituliskan oleh seorang pengkhianat Kristen yang pada Akhirnya ia telah
bertobat dan berbalik ke jalan yang baik dan benar, yaitu #Rasul_Paulus.
Benarlah perkataan ini, "Orang
yang menghendaki jabatan… menginginkan pekerjaan yang mulia." Ya, saya sangat setuju. Karena setiap pemimpin di negeri
ini merupakan wakil Allah, dan setiap wakil Allah yang melakukan pekerjaan ini
merupakan pekerjaan yang MULIA. “Karena itu, … haruslah seorang yang tak
bercacat, artinya bahwa jangan ada suatu kasus pun misalnya kasu-kasus
pelanggaran yang telah dilakukan. “suami dari satu istri”, artinya bahwa jangan
karena sudah dapat uang yang banyak dia salah
gunakan uang untuk pergi ke tempat-tempat prostitusi. Selanjutnya
adalah, “dapat menahan diri”. Jangan hanya oleh karena masalah diatas maka
pemimpin kita ini menjadi gelisah atau frustrasi atau juga dapat tergoda dalam
berbagai hal-hal negative lainnya.
Selain itu “bijaksana, sopan,” artinya bahwa setiap
pemimpin-pemimpin kita di negri ini haruslah seorang yang bijak sopan dan tahu
akan tata krama. Jangan ada masyarakat datang lalu pemimpinnya keluar dari
dapur untuk lari (menghindar dari masyarakat). Hendaklah pemimpin di negeri
cenderawasih ini jangan seperti demikian. Disamping itu, seorang pemimpin di
negeri ini haruslah orang yang “suka memberi tumpangan” kepada orang lain. Jangan
karena sudah punya uang banyak, kalian melihat masyarakat sedang menjerit,
kalian tidak menyedengkan telinga mendengar aspirasi mereka dan melihat
penderitaan yang sedang dialami masyarakat kita. Sungguh alangkah indahnya
kalian menyedengkan telinga pada mereka.
Wahai sang raja-raja kecilku negeri
burung cenderawasih, selain hal-hal diatas yang telah saya sampaikan, sekarang
ini era teknologi maka kalian juga dituntut untuk “PANDAI MENGAJAR ORANG” baik
itu dalam hal apa pun. Disamping itu, hal paling utama yang ditekankan
adalah “bukan PEMINUM, bukan PEMARAH melainkan PERAMAH, pendamai, bukan HAMBA
UANG, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya
(Masyarakatnya), jika kalian melakukan hal-hal diatas, maka masyarakat akan
sangat senang kepada kalian dan dengan demikian TUAHAN pun akan senang dan
kalian akan menjadi berkat juga bagi orang lain. Jadi kalau pemimpin kita menjadi
peminum akan selalu menjadi HAMBA UANG, kasian masyarakat kita. Tidakkah kalian
mempunya hati untuk membangun negeri kita yang tercinta ini? Dan pemimpin kita dituntut juga untuk tahu dan
mampu “ mengepalau” Jikalau seseorang tidak tahu mengepalai keluarganya (suatu
daerahnya) sendiri, bagaimana ia dapat mengurus suatu daerah?
Sekarang ini kita mengetahui bahwa
Republik ini sedang akan mengadakan Pemilihan Umum. wahai para sang raja kecil,
Hak suara ada pada masyarakat. Untuk itu janganlah kalian menjadi “seorang yang
baru bertobat, dan menjadi sombong” jika
demikian maaf masyarakat tidak akan memilih kalian. Hendaklah hendaklah kalian juga mempunyai
nama baik di luar, agar jangan kalian digugat orang dan jatuh ke dalam jerat
Iblis.
Mungkin barangkali itulah yang
dapat saya menyampaikan kepada sang raja-raja kecil di negri ini. Burung cenderawasih
burung yang emas, sekian dan terima kasih. Tuhan Memberkati!
Penulis: Matthew Mawekim