10.23.2015

Goresan Kecil Mawekim untuk Para Pemimpin Negri Burung Cenderawasih.

Surat Kecil Untuk Gubernur, Bupati, Kepala Distrik dan Kepala-kepala Kampung

-------

Kepada sang raja-raja kecil (Gubernur, Bupati, Distrik, dan Kepala-Kepala kampung) di “Negri burung cenderawasih”. Terima kasih telah memimpin negri ini dengan kebijaksanaan yang  merupakan berkat dari Sang Khalik. Saya ini Cuma seekor semut kecil, yang dapat ditiup angin. Namun dengarlah pesan ini yang telah  dirangkai dari apa yang telah dituliskan oleh seorang pengkhianat Kristen yang pada Akhirnya ia telah bertobat dan berbalik ke jalan yang baik dan benar, yaitu #Rasul_Paulus.

Benarlah perkataan ini, "Orang yang menghendaki jabatan… menginginkan pekerjaan yang mulia." Ya, saya sangat setuju. Karena setiap pemimpin di negeri ini merupakan wakil Allah, dan setiap wakil Allah yang melakukan pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang MULIA. “Karena itu, … haruslah seorang yang tak bercacat, artinya bahwa jangan ada suatu kasus pun misalnya kasu-kasus pelanggaran yang telah dilakukan. “suami dari satu istri”, artinya bahwa jangan karena sudah dapat uang yang banyak dia salah  gunakan uang untuk pergi ke tempat-tempat prostitusi. Selanjutnya adalah, “dapat menahan diri”. Jangan hanya oleh karena masalah diatas maka pemimpin kita ini menjadi gelisah atau frustrasi atau juga dapat tergoda dalam berbagai hal-hal negative lainnya.

 Selain itu “bijaksana, sopan,” artinya bahwa setiap pemimpin-pemimpin kita di negri ini haruslah seorang yang bijak sopan dan tahu akan tata krama. Jangan ada masyarakat datang lalu pemimpinnya keluar dari dapur untuk lari (menghindar dari masyarakat). Hendaklah pemimpin di negeri cenderawasih ini jangan seperti demikian. Disamping itu, seorang pemimpin di negeri ini haruslah orang yang “suka memberi tumpangan” kepada orang lain. Jangan karena sudah punya uang banyak, kalian melihat masyarakat sedang menjerit, kalian tidak menyedengkan telinga mendengar aspirasi mereka dan melihat penderitaan yang sedang dialami masyarakat kita. Sungguh alangkah indahnya kalian menyedengkan telinga pada mereka.

Wahai sang raja-raja kecilku negeri burung cenderawasih, selain hal-hal diatas yang telah saya sampaikan, sekarang ini era teknologi maka kalian juga dituntut untuk “PANDAI MENGAJAR ORANG” baik itu dalam hal apa pun.  Disamping itu, hal paling utama yang ditekankan adalah “bukan PEMINUM, bukan PEMARAH melainkan PERAMAH, pendamai, bukan HAMBA UANG, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya (Masyarakatnya), jika kalian melakukan hal-hal diatas, maka masyarakat akan sangat senang kepada kalian dan dengan demikian TUAHAN pun akan senang dan kalian akan menjadi berkat juga bagi orang lain. Jadi kalau pemimpin kita menjadi peminum akan selalu menjadi HAMBA UANG, kasian masyarakat kita. Tidakkah kalian mempunya hati untuk membangun negeri kita yang tercinta ini?  Dan pemimpin kita dituntut juga untuk tahu dan mampu “ mengepalau” Jikalau seseorang tidak tahu mengepalai keluarganya (suatu daerahnya) sendiri, bagaimana ia dapat mengurus suatu daerah?



Sekarang ini kita mengetahui bahwa Republik ini sedang akan mengadakan Pemilihan Umum. wahai para sang raja kecil, Hak suara ada pada masyarakat. Untuk itu janganlah kalian menjadi “seorang yang baru bertobat,  dan menjadi sombong” jika demikian maaf masyarakat tidak akan memilih kalian.  Hendaklah hendaklah kalian juga mempunyai nama baik di luar, agar jangan kalian digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.

Mungkin barangkali itulah yang dapat saya menyampaikan kepada sang raja-raja kecil di negri ini. Burung cenderawasih burung yang emas, sekian dan terima kasih. Tuhan Memberkati!

Penulis: Matthew Mawekim