11.06.2013

Format _ Undergraduate Thesis






Undergraduate Thesis


Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:    

Halaman Sampul
LembarLogo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
 a) Lembar persetujuan pembimbing                                                            .
    b) Lembar persetujuan dan pengesahan
Abstrak (perlu ditambahkan abstrak dalam bahasa Indonesia)
Kata Pengantar                                                                                                                           .
Daftar Isi
Daftar label
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
Bagian Inti
Penulisan bagian ini dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari tiga alternatif format berikut. Alternatif 1 (format tetap 1), altematif 2 (format tetap 2), dan alternatif 3 (format bebas).

Alternatif 1 (Format Tetap 1)

BAB I      PENDAHULUAN                                                                                            
A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang
B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Landasan Teori
E. Kegunaan Penelitian

BAB II     METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
E. Prosedur Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
H. Tahap-tahap Penelitian



BAB III   PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB IV   PEMBAHASAN

Bab V    PENUTUP

Alternatif 2 (Format Tetap 2)

BAB I      PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang
B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian

BAB II     KAJIAN PUSTAKA
BAB III    METODE PENELITIAN
BAB IV   PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
BABV    PEMBAHASAN
BAB VI    PENUTUP
Alternatif 3 (Format Bebas)

BAB I  PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang
B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Metode Penelitian
F. Landasan Teori
 
BAB II  (Bab ini dan seterusnya memuat hasil-hasil penelitian yang diperoleh. Judul dan
isi masing-masing bab disesuaikan dengan topik dan hasil penelitian, termasuk
pembahasannya.)
Bagian inti dari tesis hasil penelitian kualitatif diakhiri dengan bab Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
Daftar Rujukan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup

SKRIPSI (UNDERGRADUATE THESIS)






Tesis dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu yang disusun berdasarkan hasil penelitian kuantitatif, hasil penelitian kualitatif, hasil kajian pustaka, dan hasil kerja pengembangan. Namun dalam kesempatan ini akan dibicarakan hanya tiga jenis yang pertama.
*TESIS HASIL PENELITIAN KUANTITATIF
Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat kompleks, mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif dan mendasar sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis. Karena kompleksnya materi yang disajikan, maka laporan penelitian kuantitatif perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat.
Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk tesis terutama ditujukan untuk kepentingan masyarakat akademik. Laporan untuk masyarakat akademik cenderung bersifat teknis, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan objektif. Format laporan cenderung baku, mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau suatu kelompok masyarakat akademik.
Berdasarkan pemikiran di atas, isi dan sistematika tesis disertasi sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut.
Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
Halaman Sampul (Cover)
Lembar Logo (Logo Sheet)
Halaman Judul (Title Sheet)
Lembar Persetujuan (Approval Sheets)
            a) Lembar persetujuan pembimbing (For Advisors)  
            b) Lembar persetujuan dan pengesahan (For Board of Examiners)
 Abstrak (Abstract)
 Kata Pengantar (Preface)
 Daftar lsi (Table of Contents)
 Daftar label (List of Tables)
 Daftar Gambar  (List of Pictures)
 Daftar Lampiran  (List of Appendices)
 Daftar Lainnya (Other lists?????)
Bagian Inti
Bagian ini berisi inti isi tesis yang meliputi:




BAB I  PENDAHULUAN (Chapter I INTRODUCTION)

A. Latar Belakang Masalah (Background)
B. Rumusan Masalah (Problems)
C. Tujuan Penelitian (Objectives)
D. Hipotesis Penelitian (jika ada) (Hypotheses, if any)
E. Kegunaan Penelitian (Significance of the Study)
F. Asumsi Penelitian (jika diperlukan) (Assumption, if any)
G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian (Scope and Limitation)
H. Definisi Istilah atau Definisi Operasional (Definitions of Key Terms)

BAB II     KAJIAN PUSTAKA (Chapter II REVIEW OF LITERATURE)
A. .......................
B. .......................
C. ......................

BAB III    METODE PENELITIAN (Chapter III METHODOLOGY)
A. Rancangan Penelitian (Research Design)
B. Populasi dan Sampel (Population and Sample)
C. Instrumen Penelitian (Instrument)
D. Pengumpulan Data (Data Collection)
E. Analisis Data (Data Analysis)

BAB IV   HASIL PENELITIAN (Chapter IV DATA PRESENTATION)
A. Deskripsi Data (Data Description)
B. Pengujian Hipotesis (Hypothesis Testing)

BABV    PEMBAHASAN (Chapter V INTERPRETATION)
A. .......................
B. .......................
C.........................

BAB VI   PENUTUP (Chapter VI CLOSURE)
A. Kesimpulan (Conclusion)
B. Saran (Suggestions)

Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
Daftar Rujukan (References)
Pernyataan Keaslian Tulisan (Statement of Originality)
Lampiran-lampiran (Appendices)
Riwayat Hidup (CV)
Isi Bagian Awal
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur bagian awal yang telah disebutkan di atas, berikut ini diuraikan isi yang terkandung dalam masing-masing unsur tersebut.



Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul secara lengkap, kata undergraduate thesis, nama dan nomor induk mahasiswa (NIM), lambang universitas, dan diikuti dengan nama lengkap universitas, fakultas, jurusan, dan waktu (bulan-tahun) lulus ujian. Semua huruf dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tataletak masing-masing bagian diatur secara simetris, rapi, dan serasi.
Lembar Logo
Lembar logo hanya berisi lambang universitas.
Halaman Judul
Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya sama dengan halaman sampul. Halaman judul lembar yang kedua memuat: (1) judul undergrad thesis secara lengkap yang diketik dengan huruf kapital, (2) teks undergrad thesis diajukan kepada Universitas Cenderawasih Jayapura untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Strata Satu Pendidikan, (3) nama dan nomor induk mahasiswa, diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama dari nama dan NIM, (4) nama lengkap universitas, fakultas, dan jurusan diketik dengan huruf kapital, (5) bulan (diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama) dan tahun lulus ujian.
Lembar Persetujuan
Ada dua macam lembar persetujuan. Lembar persetujuan yang pertama memuat persetujuan dari para pembimbing. Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah: (1) teks This undergraduate thesis by ... has been approved by the advisors to be further examined, (2) nama lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) Pembimbing I dan Pembimbing II.
Lembar persetujuan yang kedua berisi pengesahan undergrad thesis oleh para penguji dan Dekan. Penge¬sahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para penguji pada saat berlangsungnya ujian. Dalam lembar persetujuan dosen penguji dicantumkan tanggal-bulan-tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap dan NIP dari masing-masing dewan penguji dan dekan.
Abstrak (Abstract)
Kata abstract ditulis di tengah hafaman dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstract, di tepi kiri dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Tahun lulus ditulis setelah nama, diakhiri dengan titik. Judul


dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata undergrad thesis ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan (tidak boleh disingkat), nama fakultas, nama universitas, dan diakhiri dengan titik. Kemudian dicantumkan nama dosen pembimbing I dan II lengkap dengan gelar akademiknya.
Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara tiga sampai lima buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul undergrad thesis beserta abstraknya dengan mudah.
Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari undergrad thesis yang mencakup latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan (kalau ada) saran yang diajukan.
Teks di dalam abstrak diketik dengan spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto.
Kata Pengantar (Preface)
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan atau pihak-pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan tesis.    
Tulisan PREFACE diketik dengan huruf capital simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks PREFACE diketik dengan spasi ganda (dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kwarto. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan bawah), dicantumkan kata The writer tanpa menyebut nama terang.
Daftar Isi (Table of Contents)
Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul subbab, dan judul anak subbab, nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul subbab dan anak subbab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi. diteliti.
Isi Bagian Inti
Bagian inti dari undergrad thesis terdiri dari enam bab, yaitu Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Hasil Penelitian, Pembahasan, dan Penutup. Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan pada bahasan berikut.


Bab I Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab pertama dari undergrad thesis yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) hipotesis penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6) asumsi penelitian, (7) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, dan (8) definisi istilah/operasional.
Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil peneli¬tian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil peneli¬tian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Bahasa Inggris?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya tertetak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernya¬taan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Bahasa Inggris.


Hipotesis Penelitian
Tidak semua penelitian kuantitaf memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu, subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam tesis hasil penelitian kuantitatif.
Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masa¬lah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar variabel melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata-pelajaran Bahasa Inggris. Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Bahasa Inggris dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang.
Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat dlsimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap:yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya.
Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam tesis. Namun, keterbatasan sering kali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama; keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.
Definisi Istilah/Operasional
Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul per¬bedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan.
Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam tesis. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.
Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel. Contoh defini¬si operasional dari variabel "prestasi Bahasa Inggris" adalah kompetensi dalam Bahasa Inggris yang meliputi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Bab II Kajian Pustaka
Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawabah sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar

diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Bab II (Kajian Pustaka). Untuk tesis, teori yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti.
Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab I. Untuk dapat memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri.
Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal peneli¬tian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang.
Untuk tesis, berdasarkan kajian pustaka dapatlah diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan disertasi perlu adabagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang pandangan atau kerangka berpikiryang digunakan peneliti berdasarkan teori-teori yang dikaji.
Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemu¬takhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periods mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling re-presentatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan^laporan penelitian. Prinsip rele¬vansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Bab III Metode Penelitian
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4) pengum-pulan data, dan (5) analisis data.
Rancangan Penelitian
Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenrs penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar
peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dantujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling mernungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemi-lihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji.
Pada penelitian noneksperimerrtal, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dHakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian historis, korelasional, dantomparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ird dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sarapel lepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan \sti\ah subj'ek penelitian, terutama dalam pene¬litian ekperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel temadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, makasemakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya.
Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.
Instrumen Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juga harus memenuhi persyaratan


reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkatvaliditas dan reliabilitas instrumen yang digunakan.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.
Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.
Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pe-ngumpulan data, serta (c) jadwarwaktu pelaksariaan pengumpulan data.
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, periu dije-laskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, wateupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan statistik nonparametrik.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.
Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijetaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak

perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.
Bab IV Hasil Penelitian
Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang hasil pengujian hipotesis.
Deskripsi Data
Kata "deskripsi data" bukan merupakan judul subbab karena pada bagian ini diuraikan masing-masing variabel yang telah diteliti. Dalam deskripsi data untuk masing-masing variabel diJaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa histogram, nilai rerata, simpangan baku, atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam subbab tersendiri dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan penetitian.
Materi yang disajikan dalam Bab IV dari tesis adalah temuan-temuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara singkat namun bermakna. Rumus-rumtis dan perhitungan yang digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan dalam lampiran (apabila diperlukan).
Temuan penelitian yang sudah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, label, ataupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan tentang hal tersebut masih diperlukan. Namun, bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.
Pengujian Hipotesis
Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu secara ringkas dan padat.,Penje¬lasan tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada interpretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan statistik.
BabVI Penutup
Pada Bab VI atau bab terakhir dari skripsi, tesis, dan disertasi dimuat dua hal pokok, yaitu kesimpulan dan saran.


Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan hams terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuart penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh.
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam Bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata unjtan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.
Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pemba¬hasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran yang diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.
Isi Bagian Akhir
Hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam bagian ini adalah yang mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Isi yang perlu ada pada bagian akhir adalah (a) daftar rujukan, (b) pemyataan keaslian tuh'san, (c) lampiran-lampiran, dan (d) riwayat hidup.
Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan da¬lam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan ke dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam teks tesis harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan dibahas pada Bagian IV, Teknik Penulisan, dalam pedoman ini.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-bahan pus¬taka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun yang tidak dirujuk dalam teks. Untuk tesis dan laporan penelitian, daftar bahan pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang tepat adalah daftar rujukan, bukan daftar pustaka.


Pernyataan Keaslian Tulisan
Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan penulis bahwa isi tesis yang ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri. Pengambilalihan karya orang lain untuk diaku sebagai karya sendiri merupakan tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan ini.
Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk  tesis, misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, rumus-rumus statistik yang digunakan (bila perlu), hasil perhitungan statistik, surat ijin dan tanda bukti telah melaksanakan pengumpulan data penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis tesis hendaknya disajikan secara naratif dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tang-gal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama beiajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi).










*TESIS HASIL PENELITIAN KUALITATIF
Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian semacam ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri alamiahnya.
Laporan penelitian kualitatif harus memiliki fokus yang jelas. Fokus dapat berupa masalah, objek evaluasi, atau pilihan kebijakan. Laporan penelitian kualitatif harus memiliki struktur dan bentuk yang koheren yang dapat memenuhi maksud yang tercermin dalam fokus peneiitian.
Gaya penulisan laporan penelitian kualitatif tidak menggunakan model tunggal. Gaya penulisan dapat bersifat formal, informal, atau gabungan keduanya. Laporan yang ditulis dengan gaya formal memuat hal-hal pokok pada bagian awal, kemudian menunjukkan aspek-aspek yang dianggap penting yang dipaparkan beserta contoh-contoh dari data. Laporan bergaya informal, misalnya berisi paparan sebuah cerita yang diakhiri dengan kesimpulan.
Sistematika tesis hasil penelitian kualitatif pada dasarnya terdiri dari tiga bagian utama: bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
          Halaman Sampul
          LembarLogo
          Halaman Judul
           Lembar Persetujuan
                            a) Lembar persetujuan pembimbing .
                                b) Lembar persetujuan dan pengesahan
Abstrak (perlu ditambahkan abstrak dalam bahasa Indonesia)
Kata Pengantar .
Daftar Isi
Daftar label
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
Bagian Inti
Penulisan bagian ini dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari tiga alternatif format berikut. Alternatif 1 (format tetap 1), altematif 2 (format tetap 2), dan alternatif 3 (format bebas).

Alternatif 1 (Format Tetap 1)

BAB I      PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang
B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Landasan Teori
E. Kegunaan Penelitian

BAB II     METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
                E. Prosedur Pengumpulan Data
                F. Analisis Data
                G. Pengecekan Keabsahan Temuan
                H. Tahap-tahap Penelitian

BAB III   PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB IV   PEMBAHASAN

Bab V    PENUTUP

Alternatif 2 (Format Tetap 2)

BAB I      PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang
B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
  D. Kegunaan Penelitian
  BAB II     KAJIAN PUSTAKA
  BAB III    METODE PENELITIAN
  BAB IV   PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
  BABV    PEMBAHASAN
  BAB VI    PENUTUP
Alternatif 3 (Format Bebas)
BAB I  PENDAHULUAN
          A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang
          B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah
          C. Tujuan Penelitian
          D. Kegunaan Penelitian
          E. Metode Penelitian
          F. Landasan Teori
 
BAB II  (Bab ini dan seterusnya memuat hasil-hasil penelitian yang diperoleh. Judul dan
isi masing-masing bab disesuaikan dengan topik dan hasil penelitian, termasuk
pembahasannya.)
Bagian inti dari tesis hasil penelitian kualitatif diakhiri dengan bab Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
Daftar Rujukan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup
Isi Bagian Awal
Unsur-unsur yang harus ada pada bagian awal tesis hasil pene¬litian kualitatif sama dengan isi bagian awal tesis hasif penelitian kuantitatif. Susunan unsur-unsur tersebut dan isi uraiannya juga sama.
Isi Bagian Inti
Untuk altematif 1, isi bagian inti adalah sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bab pendahuluan memberikan wawasan umum tentang arah penelitian yang dilakukan. Dengan pendahuluan ini pembaca dapat mengetahui konteks atau latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, landasan teori, dan kegunaan penelitian.
Konteks Penelitian (Latar Belakang)
Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa pene¬litian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.
Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.

Landasan Teori
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan, sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu "teori".
Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
Bab II Metode Penelitian
Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini diguna¬kan. Selain itu juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berpikir untuk memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan, etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan apakah etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, penelitian tindakan, atau penelitian kelas.
Kehadiran Peneliti
Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.

Lokasi Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertirnbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti kurang tepat jika mengutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.

Sumber Data
Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, dan teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagai-mana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snowball sampling).
Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi). Pengam¬bilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu.
Prosedur Pengumpulan Data
Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman data: fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data.
Analisis Data
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika.
Pengecekan Keabsahan Temuan
Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat tidaknya ditransfer ke latar lain (transferable), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability).
Tahap-tahap Penelitian
Bagian ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan.
Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian
Bab III memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan dalam Bab II. Uraian ini terdiri atas paparan data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan hasil analisis data. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan (apa yang terjadi) dan/atau hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, foto, rekaman video, dan hasil pengukuran). Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan motif yang muncul dari data. Di samping itu, temuan dapat berupa penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan tipofogi.
Paparan data yang memuat informasi yang berasal dari pengamatan dan wawancara yang dianggap menonjol dapat dilihat pada Contoh 1 dan Contoh 2.
Contoh 1
Paparan Informasi dari Wawancara
Masyarakat di desa Pandansari Lor memiliki tradisi gotong-royong yang kuat, antara lain dilaksanakannya "mingguan" dan "gugur gunung" yang dipimpin oleh pamong desa. Hal ini diceritakan oleh Pak Marso, seorang tokoh masyarakat setempat yang juga salah satu keturunan ketujuh dari "Bedah Krawang" di desa ini, sebagai berikut.
"Mingguan" yang dilaksanakan tanpa upah untuk kepentingan desa diwajibkan bagi pemilik tanah gogol tiap minggu untuk memperbaiki tempat-tempat seperti jalan, sungai, atau kuburan. Sedangkan "gugur gunung" berlaku untuk semua penduduk di desa ini. "Mingguan" dan "gugur gunung" telah dilaksanakan secara turun-temurun sejak merdeka.
Dari keterahgan Pak Marso ini dapat disimpulkan bahwa ikatan sosial warga desa Pandan¬sari Lor kuat sekali dan sudah mengakar cukup lama.
Contoh 2
Paparan Informasi dari Pengamatan
Pengaturan tempat duduk yang terpisah juga terjadi ketika dilaksanakan pengajian di rumah Pak Ikhsan. Berikut ini petikan catatan lapangan yang menggambarkan suasana tersebut.
Semua jamaah sedang duduk di ruang tamu dan ruang keluarga, di atas permadani.
Ibu-ibu yang sebagian adalah istri-istri dosen menempati ruang tengah, dekat kamar tidur. Ada sembilan orang ibu yang duduk di tempat itu.
Dengan demikian terdapat norma yang ketat di daerah ini, khususnya yang menyangkut pergaulan antara pria dan wanita.
Bab IV Pembahasan
Bab ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teori-teori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan/teori yang diungkap dari lapangan (grounded theory). Untuk tesisi perlu dilengkapi dengan implikasi dari temuan penelitian.
Bab VPenutup
Penutup memuat temuan pokok atau kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut penelitian, serta saran-saran atau rekomendasi yang diajukan. Dalam penelitian kualitatif, temuan pokok atau kesimpulan harus menunjukkan "makna" temuan-temuan tersebut.
Isi Bagian Akhir
Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tata-cara penulisan daftar rujukan dibahas pada Bagian IV, Teknik Penulisan, dalam pedoman ini.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun yang tidak dirujuk dalam teks. Untuk tesis, daftar bahan pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang tepat adalah daftar rujukan, bukan daftar pustaka.
Pernyataan Keaslian Tulisan
Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan penulis bahwa isi tesis yang ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri.
Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk tesis, misainya instrumen penelitian (instrumen pendukung, jika ada), data mentah hasil penelitian, ringkasan rekaman pengumpulan data (catatan observasi, transkrip wawancara, dan rekaman dokumentasi), foto-foto lapangan, dan dokumen-dokumen lain yang relevan. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis tesis hendaknya disajikan secara naratif. Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi).












*TESIS HASIL KAJIAN PUSTAKA
Tesis hasil kajian pustaka merupakan penampitan argumentasi penalaran keilmuan yang memaparkan hasil kajian pustaka dan hasil olah pikir peneliti mengenai suatu masalah/topik kajian. Tesis jenis ini berisi satu topik yang memuat beberapa gagasan dan/atau proposisi yang berkaitan yang harus didukung oleh data yang diperoleh dari sumber pustaka.
Sumber pustaka untuk bahan kajian dapat berupa jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar, diskusi ilmiah, atau terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Bahan-bahan pustaka harus dibahas secara kritis dan mendalam dalam rangka mendukung gagasan dan/atau proposisi untuk menghasilkan kesimpulan dan saran.
Sistematika tesis hasil kajian pustaka terbagi atas tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut.
Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan dan pengesahan




           Abstrak (perlu ditambahkan abstrak dalam bahasa Indonesia)
          Kata Pengantar
          Daftar lsi
          Daftar Tabel
          Daftar Gambar
          Daftar Lampiran
          Daftar Lainnya
Bagian Inti
BAB I      PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Kajian
D. Kegunaan Kajian
E. Metode Kajian
F. Definisi Istilah
BAB II dan Bab-bab selanjutnya masing-masing berisi gagasan pokok diteruskan dengan kajian mendalam dan diakhiri dengan rangkuman pembahasan dan implikasi. Judul bab disesuaikan dengan materi yang dibahas. Bab inti dari tesis diakhiri dengan Bab Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
Daftar Rujukan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup
Isi Bagian Awal
Unsur-unsuryang harus ada pada bagian awal tesis hasil kajian pustaka sama dengan isi bagian awal tesis hasil penelitian kuantitatif. Susunan unsur-unsur tersebut dan isi uraiannya juga sama.
Isi Bagian Inti
Jumlah bab dalam bagian inti dari tesis hasil kajian pustaka bisa bervariasi, tergantung pada banyaknya gagasan dalam satu topik yang akan dibahas. Umumnya, untuk keperluan penulisan tesis jumlah bab yang ada sebanyak lima buah. Judul bab beserta isinya akan diuraikan pada bahasan berikut.
Bab I Pendahuluan
Paling tidak ada enam hal yang periu djkemukakan secara singkat dan jelas pada bab Pendahuluan ini, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan kajian, (4) kegunaan kajian, (5) metode kajian, dan (6) definisi istilah.
Latar Belakang Masalah
Bagian ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Gambaran umum ini dapat bersifat mendukung atau menunjang pendapat peneliti ataupun bersifat tidak mendukung atau menolak harapan peneliti. Selain itu juga dipaparkan uraian pemantapan terhadap pemahaman masalah, misalnya mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting, dan perlu ditelaah.
Rumusan Masalah
Bagian ini merupakan pengembangan dari uraian latar belakang masalah yang menunjukkan bahwa masalah yang akan ditelaah memang befum terjawab atau belum dipecahkan secara memuaskan. Uraian tersebut didukung berbagai pubiikasi yang berhu-bungan dengan .masalah yang dikaji, yang mencakup aspek yang dikaji, konsep-konsep yang berkaitan dengan hal yang akan ditulis, dan teori yang melandasi kajian. Pembahasan ini hanya berisi uraian yang memang relevan dengan masalah yang akan dikaji serta disajikan secara sistematis dan terpadu.
Selanjutnya dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui teJaah pustaka (dalam bentuk kalimat tanya), y^trig rhemuat variabel/hubungan antarvariabel yang akan dikaji. Kata tanya yang digunakan berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauh mana, kapan, siapa, dan sebagainya bergantung pada ruang lingkup masalah yang akan dibahas.
Tujuan Kajian
Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Sebagai contoh adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu bidang studi untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana usaha mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja.
Kegunaan Kajian
Pada bagian ini penulis memberikan gambaran yang jelas dan realistis mengenai kegunaan atau manfaat hasil pemecahan masalah. Manfaat yang diuraikan dapat dikaitkan dengan peneliti, lembaga tempat kajian dilakukan, organisasi profesi, pengembangan ilmu, pendidikan, pemecahan masalah yang mendesak, pengambilan keputusan atau kebijakan, dan sebagainya.
Metode Kajian
Metode kajian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan penulis sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini dapat dimuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan-anggapan dasar atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan kerangka berpikir. Selanjutnya dilakukan analisis masalah dan variabel yang terdapat dalam judul kajian. Analisis masalah menghasilkan variabel dan hubungan antar variabel. Selanjutnya dilakukan analisis variabel dengan mengajukan pertanyaan mengenai masing-masing variabel dan pertanyaan yang berkaitan dengan hubungan antar-variabel. Analisis in! diperlukan untuk menyusun alur berpikirdalam memecahkan masalah. Perlu ditekankan bahwa tulisan tentang metode kajian hendaknya didasarkan atas kajian teori dan khasanah ilmu, yaitu paradigma, teori, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan asumsi keilmuan yang relevan dengan masalah yang dibahas.
Definisi Istilah
Bagian ini memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan. Bagian ini juga memberikan keterangan rinci pada bagian-bagian yang memerlukan uraian, misalnya alat, peraga, sekolah, alat ukur, lokasi atau tempat, nilai, sikap, penghasilan, keadaan atau kondisi, keadaan sosial ekonomi, status, dan sebagainya.
Bab II dan Bab-bab Selanjutnya
Dari masing-masing pertanyaan diidentifikasi alternatif model-model pemecahan masalah atau jawabannya. Dari setiap alternatif pemecahan masalah atau jawaban pertanyaan diidentifikasi konsep-konsep yang relevan yang diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih alternatif pemecahan masalah atau jawaban yang tepat. Lebih lanjut, masing-masing konsep dijabarkan lagi menjadi subkonsep berdasarkan keperluan, misalnya ber¬dasarkan makna atau segi lainnya.
Pada hakikatnya peninjauan konsep menjadi subkonsep-subkonsep dilakukan untuk menyusun alur berpikirdalam pengkajian masalah. Hal ini dilakukan terhadap semua konsep yang ada. Berdasarkan uraian ini disusun bab-bab yang diperlukan. Masing-masing bab diberi judul yang sesuai.
Bahan-bahan untuk pembahasan konsep dan subkonsep dicari dan dikumpulkan dari berbagai sumber, yaitu dari buku, tulisan dalam jurnal, majalah ilmiah, makalah, atau sumber-sumber yang lain.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Bab II dan bab-bab Selanjutnya berisi uraian ma-salah secara rinci, alternatif model pemecahan masalah, dan pemecahan masalahnya. Bagian ini merupakan hasil pemikiran atau ide yang baru dari peneliti mengenai masalah yang dibahas. Seyogyanya tercermin di sini penguasaan peneliti mengenai bidang ilmu yang relevan dengan permasalahan. Analisis dan pemecahan masalah yang dilatarbelakangi penguasaan materi keilmuan akan tajam dan komprehensif. Juga perlu tercermin di sini gagasan dan wawasan peneliti yang tajam dalam mengkaji masalah.
Perlu dipelihara konsistensi cara berpikir sejak awal pembahasan. Gagasan dan buah pikiran penulis harus disajikan dalam bentuk alur-alur pikir yang logis sehingga mudah ditangkap maknanya.
Bab Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang harus taat-asas dengan uraian kerangka pe¬mikiran terdahulu dan tidak bertentangan. Kesimpulan dan saran dinyatakan secara terpisah.
Kesimpulan merupakan pernyataan'singkat dan tepat yang dirangkum dari hasil kajian dan pembahasan. Saran dibuat berkaitan dengan hasil kajian/pembahasan yang telah dilakukan. Saran ditujukan baik kepada para penelitidalam bidang yang sejenis, yang ingin melanjutkan atau mengembangkan kajian yang sudah diselesaikan, ataupun kepada pihak lain yang memanfaatkan hasil kajian ini. Saran dapat mengenai aspek yang mungkin diteliti lebih lanjut atau hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Saran bukan merupakan suatu keharusan.
Isi Bagian Akhir
Hal-hal yang perlu dimasukkan dalam bagian ini adalah yang mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Isi yang perlu ada pada bagian akhir adalah (a) daftar rujukan, (b) pernyataan keaslian tulisan, (c) lampiran-lampiran, dan (d) riwayat hidup.
Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam tesis harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahan-bahan pustaka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun yang tidak dirujuk dalam teks. Untuk tesis, daftar bahan pustaka yang ditulis hanya yang dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang tepat adalah daftar rujukan, bukan daftar pustaka.
Pemyataan Keaslian Tulisan'
Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan penulis bahwa isi tesis yang ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri.
Lampiran-Lampiran

Lampiran-lampiran hendaknya berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk tesis, misalnya instrumen penelitian, data mentah hasil penelitian, rumus-rumus statistik yang digunakan (bila perlu), hasil perhitungan statistik, surat ijin dan tanda bukti telah melaksanakan pengumpulan data penelitian, dan lampiran lain yang dianggap perlu. Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran dengan menggunakan angka Arab.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis tesis hendaknya disajikan secara naratif dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajardi perguruan tinggi ataupun pada waktu dudukdi bangku sekolah dasardan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi).


HELPING AND MODAL AUXILIARY VERBS


HELPING AND
MODAL AUXILIARY
VERBS

Helping verbs or auxiliary verbs such as will, shall, may, might, can, could, must, ought to, should, would, used to, need are used in conjunction with main verbs to express shades of time and mood. The combination of helping verbs with main verbs creates what are called verb phrases or verb strings. In the following sentence, "will have been" are helping or auxiliary verbs and "studying" is the main verb; the whole verb string is underlined:
As of next August, I will have been studying chemistry for ten years.
Students should remember that adverbs and contracted forms are not, technically, part of the verb. In the sentence, "He has already started." the adverb already modifies the verb, but it is not really part of the verb. The same is true of the 'nt in "He hasn't started yet" (the adverb not, represented by the contracted n't, is not part of the verb, has started).
Shall, will and forms of have, do and be combine with main verbs to indicate time and voice. As auxiliaries, the verbs be, have and do can change form to indicate changes in subject and time.
I shall go now.
He had won the election.
They did write that novel together.
I am going now.
He was winning the election.
They have been writing that novel for a long time.
Uses of Shall and Will and Should
In England, shall is used to express the simple future for first person I andwe, as in "Shall we meet by the river?" Will would be used in the simple future for all other persons. Using will in the first person would express determination on the part of the speaker, as in "We will finish this project by tonight, by golly!" Usingshall in second and third persons would indicate some kind of promise about the subject, as in "This shall be revealed to you in good time." This usage is certainly acceptable in the U.S., although shall is used far less frequently. The distinction between the two is often obscured by the contraction 'll, which is the same for both verbs.
In the United States, we seldom use shall for anything other than polite questions (suggesting an element of permission) in the first-person:
"Shall we go now?"
"Shall I call a doctor for you?"
(In the second sentence, many writers would use should instead, although shouldis somewhat more tentative than shall.) In the U.S., to express the future tense, the verb will is used in all other cases.
Shall is often used in formal situations (legal or legalistic documents, minutes to meetings, etc.) to express obligation, even with third-person and second-person constructions:
The board of directors shall be responsible for payment to stockholders.
The college president shall report financial shortfalls to the executive director each semester."
Should is usually replaced, nowadays, by would. It is still used, however, to mean "ought to" as in
You really shouldn't do that.
If you think that was amazing, you should have seen it last night.
In British English and very formal American English, one is apt to hear or readshould with the first-person pronouns in expressions of liking such as "I should prefer iced tea" and in tentative expressions of opinion such as
I should imagine they'll vote Conservative.
I should have thought so.
(The New Fowler's Modern English Usage edited by R.W. Burchfield. Clarendon Press: Oxford, England. 1996. Used with the permission of Oxford University Press. Examples our own.)

Uses of Do, Does and Did
In the simple present tense, do will function as an auxiliary to express the negative and to ask questions. (Does, however, is substituted for third-person, singular subjects in the present tense. The past tense did works with all persons, singular and plural.)
I don't study at night.
She doesn't work here anymore.
Do you attend this school?
Does he work here?
These verbs also work as "short answers," with the main verb omitted.
Does she work here? No, she doesn't work here.
With "yes-no" questions, the form of do goes in front of the subject and the main verb comes after the subject:
Did your grandmother know Truman?
Do wildflowers grow in your back yard?
Forms of do are useful in expressing similarity and differences in conjunction with so and neither.
My wife hates spinach and so does my son.
My wife doesn't like spinach; neither do I.
Do is also helpful because it means you don't have to repeat the verb:
Larry excelled in language studies; so did his brother.
Raoul studies as hard as his sister does.
The so-called emphatic do has many uses in English.
a. To add emphasis to an entire sentence: "He does like spinach. He really does!"
b. To add emphasis to an imperative: "Do come in." (actually softens the command)
c. To add emphasis to a frequency adverb: "He never did understand his father." "She always does manage to hurt her mother's feelings."
d. To contradict a negative statement: "You didn't do your homework, did you?" "Oh, but I did finish it."
e. To ask a clarifying question about a previous negative statement: "Ridwell didn't take the tools." "Then who did take the tools?"
f. To indicate a strong concession: "Although the Clintons denied any wrong-doing, they did return some of the gifts."
In the absence of other modal auxiliaries, a form of do is used in question and negative constructions known as the get passive:
Did Rinaldo get selected by the committee?
The audience didn't get riled up by the politician.
Based on descriptions in Grammar Dimensions: Form, Meaning, and Use 2nd Ed. by Jan Frodesen and Janet Eyring. Heinle & Heinle: Boston. 1997. Examples our own.

Uses of Have, Has and Had
Forms of the verb to have are used to create tenses known as the present perfect and past perfect. The perfect tenses indicate that something has happened in the past; the present perfect indicating that something happened and might be continuing to happen, the past perfect indicating that something happened prior to something else happening. (That sounds worse than it really is!) See the section on Verb Tenses in the Active Voice for further explanation; also review material in the Directory of English Tenses.
To have is also in combination with other modal verbs to express probability and possibility in the past.
As an affirmative statement, to have can express how certain you are that something happened (when combined with an appropriate modal + have + a past participle): "Georgia must have left already." "Clinton might have known about the gifts." "They may have voted already."
As a negative statement, a modal is combined with not + have + a past participle to express how certain you are that something did not happen: "Clinton might not have known about the gifts." "I may not have been there at the time of the crime."
To ask about possibility or probability in the past, a modal is combined with the subject + have + past participle: "Could Clinton have known about the gifts?"
For short answers, a modal is combined with have: "Did Clinton know about this?" "I don't know. He may have." "The evidence is pretty positive. He must have."
To have (sometimes combined with to get) is used to express a logical inference:
It's been raining all week; the basement has to be flooded by now.
He hit his head on the doorway. He has got to be over seven feet tall!
Have is often combined with an infinitive to form an auxiliary whose meaning is similar to "must."
I have to have a car like that!
She has to pay her own tuition at college.
He has to have been the first student to try that.
Based on the analysis in Grammar Dimensions: Form, Meaning, and Use 2nd Ed. by Jan Frodesen and Janet Eyring. Heinle & Heinle: Boston. 1997. Examples our own.
Modal Auxiliaries
Other helping verbs, called modal auxiliaries or modals, such as can, could, may, might, must, ought to, shall, should, will, and would, do not change form for different subjects. For instance, try substituting any of these modal auxiliaries for can with any of the subjects listed below.
I
you (singular)
he
we
you (plural)
they can write well.

There is also a separate section on the Modal Auxiliaries, which divides these verbs into their various meanings of necessity, advice, ability, expectation, permission, possibility, etc., and provides sample sentences in various tenses. See the section on Conditional Verb Forms for help with the modal auxiliary would. The shades of meaning among modal auxiliaries are multifarious and complex. Most English-as-a-Second-Language textbooks will contain at least one chapter on their usage. For more advanced students, A University Grammar of English, by Randolph Quirk and Sidney Greenbaum, contains an excellent, extensive analysis of modal auxiliaries.
The analysis of Modal Auxiliaries is based on a similar analysis in The Scott, Foresman Handbook for Writers by Maxine Hairston and John J. Ruszkiewicz. 4th ed. HarperCollins: New York. 1996. The description of helping verbs on this page is based on The Little, Brown Handbook by H. Ramsay Fowler and Jane E. Aaron, & Kay Limburg. 6th ed. HarperCollins: New York. 1995. By permission of Addison-Wesley Educational Publishers Inc. Examples in all cases are our own.
Uses of Can and Could
The modal auxiliary can is used
to express ability (in the sense of being able to do something or knowing how to do something):
He can speak Spanish but he can't write it very well.
to expression permission (in the sense of being allowed or permitted to do something):
Can I talk to my friends in the library waiting room? (Note that can is less formal than may. Also, some writers will object to the use of canin this context.)
to express theoretical possibility:
American automobile makers can make better cars if they think there's a profit in it.
The modal auxiliary could is used
to express an ability in the past:
I could always beat you at tennis when we were kids.
to express past or future permission:
Could I bury my cat in your back yard?
to express present possibility:
We could always spend the afternoon just sitting around talking.
to express possibility or ability in contingent circumstances:
If he studied harder, he could pass this course.
In expressing ability, can and could frequently also imply willingness: Can you help me with my homework?

Can versus May
Whether the auxiliary verb can can be used to express permission or not — "Can I leave the room now?" ["I don't know if you can, but you may."] — depends on the level of formality of your text or situation. As Theodore Bernstein puts it in The Careful Writer, "a writer who is attentive to the proprieties will preserve the traditional distinction: can for ability or power to do something, mayfor permission to do it.
The question is at what level can you safely ignore the "proprieties." Merriam-Webster's Dictionary, tenth edition, says the battle is over and can can be used in virtually any situation to express or ask for permission. Most authorities, however, recommend a stricter adherence to the distinction, at least in formal situations.
Authority: The Careful Writer by Theodore Bernstein. The Free Press: New York. 1998. p. 87.

Uses of May and Might
Two of the more troublesome modal auxiliaries are may and might. When used in the context of granting or seeking permission, might is the past tense ofmay. Might is considerably more tentative than may.
May I leave class early?
If I've finished all my work and I'm really quiet, might I leave early?
In the context of expressing possibility, may and might are interchangeable present and future forms and might + have + past participle is the past form:
She might be my advisor next semester.
She may be my advisor next semester.
She might have advised me not to take biology.
Avoid confusing the sense of possibility in may with the implication of might,that a hypothetical situation has not in fact occurred. For instance, let's say there's been a helicopter crash at the airport. In his initial report, before all the facts are gathered, a newscaster could say that the pilot "may have been injured." After we discover that the pilot is in fact all right, the newscaster can now say that the pilot "might have been injured" because it is a hypothetical situation that has not occurred. Another example: a body had been identified after much work by a detective. It was reported that "without this painstaking work, the body may have remained unidentified." Since the body was, in fact, identified, might is clearly called for.

Uses of Will and Would
In certain contexts, will and would are virtually interchangeable, but there are differences. Notice that the contracted form 'll is very frequently used for will.
Will can be used to express willingness:
I'll wash the dishes if you dry.
We're going to the movies. Will you join us?
It can also express intention (especially in the first person):
I'll do my exercises later on.
and prediction:
specific: The meeting will be over soon.
timeless: Humidity will ruin my hairdo.
habitual: The river will overflow its banks every spring.
Would can also be used to express willingness:
Would you please take off your hat?
It can also express insistence (rather rare, and with a strong stress on the word "would"):
Now you've ruined everything. You would act that way.
and characteristic activity:
customary: After work, he would walk to his home in West Hartford.
typical (casual): She would cause the whole family to be late, every time.
In a main clause, would can express a hypothetical meaning:
My cocker spaniel would weigh a ton if I let her eat what she wants.
Finally, would can express a sense of probability:
I hear a whistle. That would be the five o'clock train.

Uses of Used to
The auxiliary verb construction used to is used to express an action that took place in the past, perhaps customarily, but now that action no longer customarily takes place:
We used to take long vacation trips with the whole family.
The spelling of this verb is a problem for some people because the "-ed" ending quite naturally disappears in speaking: "We yoostoo take long trips." But it ought not to disappear in writing. There are exceptions, though. When the auxiliary is combined with another auxiliary, did, the past tense is carried by the new auxiliary and the "-ed" ending is dropped. This will often happen in the interrogative:
Didn't you use to go jogging every morning before breakfast?
It didn't use to be that way.
Used to can also be used to convey the sense of being accustomed to or familiar with something:
The tire factory down the road really stinks, but we're used to it by now.
I like these old sneakers; I'm used to them.
Used to is best reserved for colloquial usage; it has no place in formal or academic text.

 Modal Auxiliaries

Authority: A University Grammar of English by Randolph Quirk and Sidney Greenbaum. Longman Group: Essex, England. 1993. Used with permission. (examples our own)

sumber : http://grammar.ccc.commnet.edu/grammar/auxiliary.htm